Malam ini, hari ke delapan belas di bulan Juni. Genap satu tahun aku
tak bersamanya. Rindu ?? jangan ditanya. Rindu ini sudah menggunung. Ku
pandangi bingkai foto di dinding kamarku. Yaaa… satu tahun ini aku hanya
bisa memandangi foto itu. Apa kabar dia yang disana ? orang yang aku
sayang. Malam ini adalah malam kesekian kalinya aku tanpa dirinya. Tapi
aku tak sendiri, aku selalu ditemani malam. Dan malam ini langit telah
menyatu dengan kelam. Mengundang semilir angin yang menerbangkan dia
dipikiranku. Slide – slide kenangan tentangnya pun kini membawaku ke
masa itu, masa dimana masih ada aku dan dia.
3 tahun yang lalu...
”Tata, keluar sekarang.” satu pesan singkat masuk di inbox hapeku.
”Yophie.”
gumamku. Apa yang sedang dia pikirkan sebenarnya. Malam ini hujan. Dia
tahu benar aku sangat membenci hujan. Mau tak mau pun akhirnya aku
beranjak dari tempat tidurku. Ku lihat dari jendela kamarku. Disana, di
berdiri, berputar-putar dengan payung kuningnya.
”Ngapain sih ujan-ujan gini nyuruh keluar segala?!” teriakku.
”Aku Cuma pengen ngelakuin pengakuan.” Jawabnya ringan sambil tersenyum.
”Pengakuan apa? Kenapa mesti ujan-ujan gini?”
”Karena
hujan akan menjadi saksi, hujan adalah sebuah siklus yang gak akan
pernah berhenti, akan selalu ada dan menjadi saksi abadi.” Dia diam
beberapa saat. Melepaskan payung dari genggamannya.
”Tata, aku
sayang kamu!” teriaknya lantang bersaing dengan suara hujan. Aku nyaris
tak percaya melihat kekonyolan ini. Tapi melihat matanya, aku tahu dia
bersungguh-sungguh. Untuk kali ini aku mengalah pada butiran-butiran air
yang turun dari langit. Aku berlari, menerobos hujan, memeluknya dan
membisikkan kalimat singkat.
”Aku juga sayang kamu.”
”Coba
sekarang lihat diteras rumahmu.” Aku menoleh kebelakang. Kulihat ada
bungkusan besar disana. Ku berjalan perlahan mendekati kantong hitam
itu. Dengan lincah jari-jariku membuka, dan ternyata boneka kelinci.
”Boneka yang akan menemani malam-malam kamu berikutnya sayang.”
”Tapi ultahku kan masih besok.” Tanyaku masih belum percaya dengan kejutan demi kejutan darinya.
”Aku
Cuma pengen jadi yang pertama kasih suprise buat kamu.” Tawanya
merekah. Ku peluk tubuhnya sekali lagi. Dia adalah hadiah terindah dari
Tuhan yang diberikan untukku. Tak ada yang lebih indah selain dia yang
mulai malam ini menjadi malaikatku.
Hari-hariku
kini menjadi lebih berwarna, tak ada lagi mendung memayungi hidupku.
Karena sekarang sudah ada Yophie disisiku. Hmmm... ”Ay” begitulah aku
memanggilnya.
”Ay, kenapa sih dulu milih aku buat jadi pacar kamu ?” tanyaku di suatu sore.
”Kenapa emangnya Bun? Kok tiba-tiba nanya gitu?” dia menatapku heran.
”Gak apa-apa sih, Cuma pengen tau aja.” rajukku manja.
”Hmmm,
gini ya bunbunku, aku milih kamu jadi pacar karena aku yakin kalau kamu
itu yang terbaik buat aku. Dan kelak aku yakin kalau kamu bakalan jadi
pendampingku, jadi istri sekaligus ibu yang baik buat anak-anakku.”
”Udah gitu aja? Kok jawabnya bukan karena ay cinta banget sama aku sih.” aku masih kurang puas dengan jawaban dia.
”Bun,
cinta itu bisa tumbuh dengan cepat, namun bisa padam secepat dia
menyala. Tapi, aku sayang sama bunda dan buat aku tingkatan sayang itu
sudah lebih diatas cinta.”
”Uhmm.. ay so sweet banget..”
“Lagian bun, pacaran udah hamper 3 tahun masih aja Tanya seperti itu.” Tanganku menyusup ke dalam pelukannya.
”Ntar kalau nikah, akadnya di Masjid Agung ya ay.”
”Terserah maunya dimana, pasti aku turutin.” aku tersenyum mendengar ucapannya. Lelaki yang teramat aku sayang.
...
Aku
tersenyum perih mengingat kembali semua kenangan manis itu. Betapa
sebenarnya aku masih menyayangi Yophie. Andaikan perempuan itu tidak
hadir diantara kami, aku tidak akan merasa sakit seperti ini. Hati ini
masih belum bisa menerima kenyataan. Hubungan yang kami bina,
mimpi-mimpi yang kami bangun hancur seketika saat aku menemukannya
bersama perempuan yang tidak lain adalah MaBa di kampusnya. Masih
teringat jelas saat hubungan kami berakhir, hujan di bulan Juni.
”Jadi
bener Ineke itu selingkuhan kamu?” aku terisak waktu mengetahui orang
yang paling aku sayang, orang yang aku banggakan selama ini
mengkhianatiku.
”Maafin aku bun, aku gak bisa bohong sama
perasaanku kalau aku juga sayang Ineke. Aku tau aku salah bun, aku udah
khianatin kamu.”
”Jelas kamu salah. Aku... aku... ” kata-kataku
terhenti, aku tidak kuat lagi menahan tangis. Yophie memelukku sambil
terus meminta maaf.
”Sudahlah. Gak ada seorang pun yang mau di
duakan seperti itu. Sekarang aku kasih pilihan, kamu pilih aku atau
dia.” Yophie diam membisu. Nampak sekali kebimbangan di matanya.
”Jawab ay??!! Aku atau Dia !!”
”Bun,
kamu adalah orang yang selalu ngisi hari-hariku selama 3 tahun ini. Aku
tahu sayang kamu tulus buat aku. Aku sayang sama kamu bun. Tapi,
hubungan kita saat ini berada di titik jenuh. Aku bosan. Maafin aku bun,
aku pilih Inneke.”
”Jadi, kamu bosan dengan hubungan kita? Aku
terima keputusan kamu. Tapi aku mohon, jangan rindukan aku setelah ini.
Jangan pernah menyesali keputusan yang udah kamu buat. Suatu saat
bosanmu yang akan merubah kamu, merubah segalanya. Nikmati bosanmu
setelah aku benar-benar pergi dan jangan pernah cari aku lagi.” Aku
pergi meninggalkannya dengan hati hancur. Aku memang masih
menyayanginya, tapi aku sadar, bukan aku yang dia inginkan, melainkan
perempuan itu. Perempuan yang sudah merebut hatinya dan menggantikan
posisiku sekarang.
...
Tepat pukul 00:00 WIB mataku masih
terjaga. Langit kelam kini telah berganti hujan. Aku menghela nafas
dalam-dalam, mencoba menikmati hujan yang selama ini aku benci. Dan
hujan malam ini akan menjadi saksi kepergianku dari masa lalu.
Hujan,
apa kabar kamu? Malam ini kamu datang lagi. Mengingatkanku pada
semuanya. Mengingatkanku tentang dia. Dia yang sangat aku sayang. Kamu
saksi kisahku dengan dia. Kamu saksi dimana dia menyatakan kasih sayang
padaku. Dan juga, kamu saksi dimana dia meninggalkanku untuk seseorang
yang dicintainya. Hujan, aku sangat membencimu. Dari dulu hingga
sekarang. Karna kamu selalu mengingatkanku pada dia. Dia yang masih aku
sayang. Dia yang aku tunggu. Aku jadi mengerti bagaimana rasanya
menunggu. Sebenarnya aku masih ingin mencintai. Tapi hari ini, tepatnya
malam ini aku putuskan untuk berhenti mencintainya. Dan kamu, selamat
berbahagia dengan dia. Aku pun akan menjemput kebahagiaanku sendiri.
Terima kasih untuk kisah ini.
By : Ita Solina
Minggu, 05 Januari 2014
Kamis, 02 Januari 2014
Happy New Year 2014
Happy New Year 2014 :')
Kenangan manis di tahun lalu biarlah terulang di tahun baru ini.
Kenangan pahit di tahun lalu marilah kita kubur dalam2.
Mari menyambut tahun baru 2014 ini.
HAPPY NEW YEAR 2014............ :")
(video pesta kembang api, lokasi Car Free Night Surabaya)
CEKIDOOOOOTTT......... :D
Kenangan manis di tahun lalu biarlah terulang di tahun baru ini.
Kenangan pahit di tahun lalu marilah kita kubur dalam2.
Mari menyambut tahun baru 2014 ini.
HAPPY NEW YEAR 2014............ :")
(video pesta kembang api, lokasi Car Free Night Surabaya)
CEKIDOOOOOTTT......... :D
Langganan:
Postingan (Atom)